Hmmmm
udah lama juga saya tidak berkicau-kicau di blog karena cukup sibuk juga sih
dengan tugas kampus yang tiada henti-hentinya, belum lagi saya menjadi seorang
instruktur di sebuah lembaga Universitas yang cukup terkenal.
Berhubungan
saya sudah menjadi mahasiswa tingkat tua jadi saya mencoba memaksimalkan waktu
saya 1 tahun terakhir ini menjadi mahasiswa dengan melakukan yang sebaik
mungkin. Saya mendapat tugas dari Ibu Suharni yang mengajar mata kuliah
Pengantar Bisnis Informatika. Beliau memberi tugas untuk memberi tugas dengan
mencari profil perusahaan yang bergerak di bidang informatika. Hmmmm terlintas
dalam pikiran saya ada satu kata yaitu……
Kenapa
first media menjadi bahan penulisan saya kali ini?? Mungkin karena saya
pelanggan setia ISP sejauh ini hahahahaha. First media sendiri merupakan
perusahaan besar dibidang Internet broadband. Perusahaan ini berdiri sejak 13
tahun yang lalu dan telah memiliki banyak pengalaman dan perkembangan yang
signifikan. Komitmen perusahaan ini yaitu menjadi unggul dibidang penyedia
layanan internet. First media juga telah melayani lebih dari 300 ribu pelanggan
saat ini dan dengan peningkatan yang terus terjadi setiap harinya. First media
menyediakan jasa di beberapa bidang diantaranya TV kabel dan internet pita
lebar atau internet broadband dengan kecepatan tinggi. Pengadaan produk dari
First media mengalami variasi yang terus berkembang pula.
Seiring
dengan berkembangnya teknologi, produk yang mereka ciptakan pun berkembang. Mereka memiliki banyak perencanaan ke depan. Salah satunya adalah memperluas
jaringan rute rumah (homepass) dari 500.000 rumah menjadi 1 juta rumah pada
2015. Hal ini bertujuan untuk membuat masyarakat semakin dekat dengan internet.
Perluasan jaringan internet ini dilihat dari banyaknya jumlah pelanggan yang
semakin bertambah. Dalam pembuatan produk tersebut dibutuhkan modal US$150 juta
atau sekitar 1,3 triliun rupiah. Tentunya modal tersebut tidaklah sedikit. Oleh
karena itu, kami mengajak para investor untuk berinvestasi di perusahaan kami,
PT. First Media Tbk. Saat ini, 55,11% saham perusahaan dipegang oleh Grup
Lippo. Grup Lippo adalah perusahaan besar yang didirikan oleh Mochtar Riady.
Sejarah
Dan Profil First Media
PT First Media Tbk (dahulunya PT Broadband Multimedia Tbk), perusahaan ini diperkenalkan pada 6 Januari 1994, didasarkan pasa Notarial Deed no 37 sebelum Siti Safariyah S.H digantikan oleh B.R.AY. Mahyastoeti Notonagoro, S.H, Notaris di Jakarta, dibawah nama dari PT Safria Ananda. Broadband Multimedia mulai memasarkan diri secara komersial dengan merek dagang Kabelvision, yang diikuti pada tahun-tahun berikutnya dengan peluncuran Digital1 dan MyNet.
Pada 16 Juni 2007, Broadband Multimedia mengganti namanya
menjadi First Media, sekaligus meluncurkan identitas dan merek baru sebagai penyedia
layanan "Triple Play". Kabelvision dan Digital1 disatukan di bawah
produk HomeCable, sementara MyNet menjadi FastNet.
Pada
akhir Agustus 2007. Grup Lippo mengumumkan kucuran investasi
sebesar $650 juta selama empat tahun kedepan kepada First Media. Kucuran dana
tadi akan diinvestasikan keberbagai layanan pengembangan konten dan belanja
internet, TV kabel, HDTV, akses pita lebar, layanan nirkabel, fasilitas
pentimpanan data, serta layanan telepon. Dalam kucuran dana tersebut, Grup Lippo
menggandeng perusahaan Shanghai Media Entertainment Group (melalui anak perusahaan
STR), Cisco, dan Motorola untuk pembangunan jaringan serta
pembiayaan proyek tersebut.
Perusahaan ini telah
diikat oleh layanan ketetapan yang terdahulu melalui sebuah jaringan komunikasi
broadband, dan distribusi bermacam-macam signal elektronik melalui pendapatan
yang sekarang ini diperoleh dari distribusi program televisi di Jakarta, Bogor,
Bekasi, Surabaya, dan Bali.
Perusahaan bekerja sama
dengan PT Link Net, cabangnya menyediakan layanan internet broadband
kecepatan tinggi melalui jaringan perusahaan, dimana sekarang ini menghasilkan
pendapatan dari koneksi internet broadband di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan
wilayah Surabaya. Perusahaan berdomisili di Gedung Citra Graha lantai 4, Jln.
Gatot Subroto Kav 35-36 Jakarta. Perusahaan memulai operasinya pada 1 Maret
1999.
Perusahaan secara
langsung mengakusisi beberapa perusahan melaui cabang-cabangnya: PT Margayu
Vatri Chantiqa, PT Ayunda Prima Mitra, PT Link Net, PT First Media Production,
First Media News, dan PT First Media Television.
Informasi
Bidang Teknologi First Media
Saat ini First Media memiliki dan
mengoperasikan teknologi jaringan kabel Hybrid Fiber-Coaxial (‘HFC’) dua arah
pada frekuensi 870 Mhz yang memiliki ujung terminal di Jakarta (Citra Graha), Bali
(Denpasar), dan Surabaya (Gubeng). Digitalisasi
memungkinkan kompresi data yang lebih besar untuk ditransmisikan melalui kabel,
dengan demikian meningkatkan kapasitas kabel untuk melakukan transmisi internet
berkecepatan tinggi, hingga mampu mentransmisi 100 saluran TV secara serempak,
serta volume data yang sangat besar yang diperlukan demi kelancaran aplikasi
beberapa industri.
Luasnya First Media
jaringan Metro Etherneta dan mengelilingi sebagian besar wilayah Jakarta,
melintasi semua wilayah pusat bisnis besar, membuat First Media menjadi
provider utama atas semua solusi komunikasi untuk transfer data kecepatan
tinggi dan aplikasi internet untuk perusahaan melalui semua wilayah. Didukung
oleh kurang lebih 3.800 km kabel fiber optik.
Selanjutnya, layanan
data komunikasi telah disebarkan oleh generasi selanjutnya dari jaringan
intelejen yang mana terkenal sebagai Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang
mengirimkan layanan jarak yang luas dengan kualitas terjamin melaui setiap
saluran fiber optik yang disewakan. Semua layanan ini termasuk dari Pusat
Pemulihan Bencana, layanan Jaringan Area Penyimpanan, Layanan Aplikasi Real
Time, Peering Services, Inter-Branch Connection Services, Video Streaming and
Voice Services, dan masih banyak lagi.
Sejak 2002, layanan
komunikasi data dari First Media, DataComm, telah dipercaya sebagai
satu-satunya provider Jakarta Automated Trading System-Remote Trading (JATS-RT)
untuk Indonesia Stock Exchange and Exchange Members.
Pada tahun 2006, First Media secara bertahap mulai
mengalihkan jaringan kabelnya menjadi digital, dan pada akhir 2007
telah dilaksanakan hingga 70% dari keseluruhan jaringan, dan diperkirakan akan
selesai pada tahun 2008. Pada akhir tahun 2007, jaringan kabel First Media
menjangkau 3.700 kilometer, dengan kabel ke rumah sejumlah 400.000 dan
penetrasi lebih dari 35% dan terus bertambah.
Komunikasi Data
menyediakan layanan untuk pelanggan perusahaan dari sektor yang bermacam-macam.
Seperti pada akhir 2009, layanan komunikasi data First Media telah digunakan
oleh 2660 pelanggan perusahaan dengan total jumlah 500 links koneksi dalam
Greater Jakarta Area.
Peralatan penerima
memakai alat pengubah (converter) bermerek Eastern Electronics tipe se-830.
Alat ini berfungsi untuk mengubah signal digital menjadi signal audio analog
dan signal video analog. Alat pengubah ini juga dilengkapi kartu pintar (Smart
Card) untuk sistem akses dengan kondisi tertentu (Conditional Access
System/CAS) dari Nagravision. Untuk menghubungkan dengan TV dipergunakan
penghubung/konektor RCA atau S-Video. Pengubah dapat pula dihubungkan ke sistem
pengeras suara (amplifier) dengan memakai penghubung SPDIF.
Ruang Lingkup
Produk First Media
disebut Triple Play merupakan layanan berbasis teknologi pita lebar digital mencakup jasa akses internet
berkecepatan tinggi tanpa batasan yang selalu menyala (FastNet),
TV kabel digital (HomeCable), dan komunikasi data berkecepatan tinggi dan
berkapasitas besar untuk aplikasi bisnis dan komersial (DataComm).
· FastNet
FastNet (sebelumnya
bernama MyNet) adalah penyelenggara jasa internet
melalui jaringan kabel pita lebar. FastNet memiliki keunggulan
dalam hal harganya yang murah dibanding dengan penyelenggara jasa internet lainnya
karena menawarkan harga yang tetap untuk layanan yang selalu menyala selama 1
bulan.
FastNet tidak
menggunakan saluran telepon dalam menyediakan akses
internet tetapi menggunakan kabel pita lebar. Hal ini menyebabkan jangkauan
areanya tidak seluas ADSL yang menggunakan saluran telepon karena kabel pita
lebar harus ditunjang dengan penggunaan fiber optik yang masih jarang digunakan di Indonesia.
Area yang sudah terjangkau sampai saat ini adalah wilayah Jabotabek dan Surabaya.
Paket FastNet dikemas dalam beberapa paket sebagai berikut:
· HomeCable
HomeCable adalah stasiun televisi kabel berlangganan. HomeCable
merupakan merek dagang baru untuk 2 produk First Media sebelumnya, Kabelvision dan Digital1. Selain saluran televisi, HomeCable juga menyediakan
saluran radio.
Ada 70
channels yang tersedia menunjukan keseimbangan dari hiburan, olahraga,
pendidikan, keluarga, dan berita untuk setiap anggota dari keluarga. Dan dengan
teknologi terbaru dari penyiaran televisi melalui HBO HD,ddddd ESPN HD, Fashion TV HD, ASN HD, dan yang lainnya untuk
menjadikan First Media sebagai yang pertama di Indonesia yang mengelola untuk
membawa hiburan bagi setiap rumah tangga sampai pada ketajaman yang tinggi
melalui First Media HD dengan biaya Rp 315.000/ bulan dan 100 channels yang
dapat dinikmati.
HomeCable
Ultimate
Rp.
315,000/month
Channels:
100
v First HD
First HD menjadi layanan
televisi kabel pertama di Indonesia yang menggunakan format High Definition (HD).
Layanan First HD diluncurkan pada 1 September 2010. Dengan biaya tambahan
sebesar Rp100.000, pelanggan akan mendapatkan 2 saluran HD yaitu ESPNHD
dan HBOHD.
Saat ini HomeCable
mengembangkan teknologi digital dalam menyiarkan salurannya. Teknologi ini
sebelumnya dipergunakan oleh Digital1. Sinyal digital yang digunakan memakai
standar Digital Video Broadcasting (DVB).
Kabelvision (pendahulu
HomeCable) menggunakan sistem kabel yang tersambung langsung pada antena di
atas rumah. Dari satu sambungan itu, semua televisi yang tersambung dengan
antena dapat menikmati layanan TV berlangganan. Sejak 2006, Kabelvision tidak
lagi mengembangkan sistem analog, dan secara perlahan mengganti jaringan analog
yang sudah ada menjadi digital. Setiap televisi harus mempunyai masing-masing
satu dekoder yang berfungsi menerima sinyal dari pusat untuk mengirimkannya
kepada televisi yang digunakan untuk HomeCable.
Omset
First Media membukukan
pendapatan sebesar Rp 833 miliar ditahun 2010 atau naik 15,2% dari hasil 2009.
Kemudian perseroan juga mencatatkan kenaikan laba bersih cukup signifikan
sebesar 27,9% dari Rp 33 miliar menjadi Rp 42 miliar ditahun 2010.
Selain kinerja keuagan yang
positif, perseroan juga melaporkan kesuksesan dari bisnis internet broadband
dan pertumbuhan sektor tv kabel. Dimana pendapatan service internet broadband
meningkat secara signifikan dari Rp 332 miliar menjadi Rp 409 miliar pada tahun
2010.
Kemudian, untuk basis pelanggan First Media bertambah sebanyak lebih dari 58 ribu pelanggan baru. Keberhasilan menunjukkan pertumbuhan sebesar 20% dengan total pelanggan mencapai 334 ribu pelanggan dibandingkan dengan hasil tahun lalu. Peningkatan ini terdiri dari pertumbuhan pelanggan TV kabel yang signifikan dari 132 ribu menjadi 172 ribu, sementara pelanggan internet broadband melonjak naik dari 154 ribu menjadi 172 ribu.
First Media, lanjutnya, tengah
berada dalam posisi strategis untuk memperbesar nilai perusahaan dengan cara
meningkatkan dan memfokuskan pada layanan bisnis internet boradband di tahun
2011. Kinerja perseroan yang baik dihasilkan dari strategi efisiensi pembiayaan
melalui sebuah pemilihan kerjasama dengan stasiun televisi penyedia siaran yang
cermat dan strategi menambah bandwidth yang efektif memberikan dampak pada
efisiensi biaya serta naiknya mutu layanan.
Target Pendapatan Rp 1
Triliun 2011
Sebelumnya, perseroan
menargetkan pendapatan konsolidasi pada 2011 sebesar Rp 1 triliun. Target
tersebut diyakini teralisasi seiring dengan beroperasinya teknologi layanan
jaringan nirkabel berkecepatan tinggi atau WiMax (Worldwide Interoperability
for Microwave Access)
Direktur Keuangan First Media,
Irwan Djaja pernah bilang, target pendapatan tahun depan bisa teralisasi dan
bahkan lebih dari Rp 1 triliun. Dimana target tersebut akan didukung dengan
beroperasinya teknologi layanan WiMax diluar layanan TV Kabel, internet dan
media.”Dengan telah beroperasinya teknologi WiMax, pendapatan tahun 2011 bisa
mencapai lebih dari Rp1 triliun,”paparnya.
Menurutnya, perseroan siap
mengeluarkan dana US$ 100 juta untuk pengembangan layanan WiMax ini. Dana
tersebut berasal dari kas internal vendor financing serta pinjaman perbankan.
Target pendapatan pertama ditahun 2010 sebesar Rp 825 miliar atau tumbuh 14-16%
dari tahun lalu. Dengan WiMax akan membuat pendapatan perseroan tumbuh lebih
besar dan diharapkan bisa atas Rp 1 Triliun.
Dengan beroperasinya layanan
tersebut, perseroan akan memperoleh tambahan pendapatan di luar layanan TV
kabel, internet, media, dan lainnya yang telah digarap perseroan saat ini.
Hanya saja, belum bisa dipastikan berapa besar konstribusi WiMax bagi
pendapatan konsolidasi perseroan.
Hingga akhir 2010, perseroan
menargetkan bakal memperoleh pendapatan Rp825 miliar, naik 14,2% dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp722,4 miliar. Sedangkan per
September 2010, KBLV telah memperoleh pendapatan sebesar Rp605,8 miliar, tumbuh
14% dibanding Rp531,2 miliar pada September 2009.
Sementara, laba bersih September
2010 KBLV tercatat sebesar Rp27 miliar, turun dibandingkan periode yang sama
tahun 2009 sebesar Rp46,6 miliar. PPenurunan disebabkan peningkatan beban
operasional dengan adanya beban tambahan dari operasional Wimax.
Pada tahun pertama, perseroan
membidik jumlah pelanggan sebanyak 100-150 ribu jaringan terpasang. Dalam 3
tahun ke depan, akan ada 1 juta pelanggan WiMax.
Selain itu, KBLV juga
mengembangkan teknologi video on demand. Teknologi ini rencananya mulai tahun
depan setelah WiMax. Rencana ini dilakukan sebagai antisipasi perseroan
terhadap cepatnya pertumbuhan teknologi serta kebutuhan masyarakat saat ini.
KBLV sampai saat ini masih
mengandalkan layanan TVberbayar serta jaringan internet. Dua lini usaha ini
memberi kontribusi 82% terhadap pendapatan perseroan. Untuk layanan TV
berbayar, perseroan akan menambah jaringan rute rumah yang dilewati (home
pass). "Tahun depan kami harapkan bisa bertambah 200.000 hingga
250.000 home pass," tegasnya.
Teknologi WiMAX merupakan
layanan broadband internet nirkabel generasi ke empat (4G). Di Indonesia,
teknologi internet nirkabel ini beroperasi di spektrum pita frekuensi 2,3 GHz
dengan jangkauan lebih luas dan kemampuan transmisi lebih cepat yakni sekitar
75 Mbps.
Sumber:
first media memang salah satu provider yang berkembang cukup pesat yang menawarkan produk jasa internet dan tv kabel murah dan bisa memanjakan customernya. produk mulai paket first media combo family sampai paket fist media bisnis.
BalasHapus