PENDAHULUAN
1.1 Game
Game adalah kata yang berasal dari bahasa inggris yang berarti
permainan. Game atau permainan ini pun tidak sembarang dimana di dalamnya
terdapat berbagai aturan yang harus dipahami oleh penggunanya. Dalam game juga
perlu adanya sekenario agar alur permainan pun jelas dan terarah. Sekenario di
sini bisa meliputi setting map, level, alur cerita, bahkan efek yang ada dalam
game tersebut.
Jenis-jenis
game :
1. Edutainment
game
Game jenis ini biasanya dibuat lebih sepesifik untuk tujuan tertentu,
misalnya untuk balita untuk sekedar mengenal warna dan objek. Ada juga yang
ditujukan ke anak sekolah, sebagai contoh game tentang pelajaran biologi dimana
di dalam game tersebut menyediakan konten misalnya tentang fungsi organ tubuh
manusia.
2. First
person shooter
Jenis game ini menampilkan sudut pandang orang pertama, biasanya yang
nampak hanya tangan dan senjata player saja. Contoh game ini adalah CS (Counter
strike), Saurbatten, dll.
3. Real
time strategy
Game ini lebih menekankan pada kehebatan strategi pemainya, dan biasanya
pemain tidak hanya memainkan satu karakter melainkan lebih dari satu karakter.
4. Fighting
Game ini menuntut pemainya untuk lincah, cepat tanggap, respon yang
baik. Sedikit berbeda dari game fighting lainya yang hanya melawan AI atau
komputer saja, melainkan game ini akan teruji jika pemain sudah bisa
mengalahkan pemain lainya atau dengan kata lain game ini merupakan game multi
player.
5. Adventure
Berbeda
dengan game lain yang menuntut pemainya untuk lincah, refleks, respon. Dalam
game petualangan pemain dituntut kemampuan berfikirnya untuk menganalisa tempat
secara visual, memecahkan teka-teki maupun menyimpulkan rangkaian peristiwa dan
percakapan karakter, menggunakan benda-benda yang tepat dan diletakan di tempat
yang tepat.
Komponen game
Dalam
sebuah game atau permainan pastilah memiliki komponen dasar yang membuat game
tersebut menjadi user friendly, misalnya :
1.
Collision detection, dimana dalam sebuah game dapat mendeteksi
efek atau aksi yang perlu dalam sebuah game. Misalnya, jika mobil menabrak maka
mobil akan mengalami kerusakan pada body.
2.
NPC, dimana dalam game tersebut player dapat berinteraksi dengan player
lain.
3. Grafik
4. Suara
5. Artificial
intelegent
6. Sekenario
atau cerita.
1.2 Game
tic-tac-toe
Permainan Tic-Tac-Toe sangatlah sederhana
diilhami oleh permainan anak-anak. Dimainkan pada papan berukuran 3 x 3. Pada
awal permainan, papan dikosongkan. Kedua pemain, X dan O, akan menempatkan biji-bijinya keatas
papan, sekali pasang satu biji.
Pemain yang mampu menempatkan tiga bijinya dalam satu garis (vertikal,
horizontal, diagonal) itulah yang menang. Dan dikatakan seri apabila papan
telah penuh maupun tidak ada yang menang.
Ada beberapa penelitian sejenis yang
dilakukan. Misalnya seperti yang dilakukan Samuel dalam Some Studies in Machine
Learning Using the game of Checkers
[6]. Pada makalah
tersebut, Samuel menganalisa pembelajaran mesin dan permainan chekers.
Samuel menggunakan 26 parameter pada fungsi polinomialnya, berikut nilai- nilainya
untuk menentukan bagaimana posisi biji pada papan yang tepat. Tujuannya adalah
untuk mencari nilai Xn yang paling efektif dalam menerapkan strategi permainan
checkers. Setelah beberapa kali percobaan dilakukan, diperoleh sebuah strategi
yang mampu terbaik sehingga mampu bertahan sampai akhir permainan. Sayangnya,
proses ini memerlukan waktu yang panjang. Akan tetapi, Samuel menemukan sebuah
strategi yang bagus sehingga mampu mengalahkan manusia. Penelitian ini
diharapkan mampu menemukan strategi yang serupa terkait dengan permainan
Tic-Tac-Toe, dan lebih efektif dengan waktu yang tidak terlalu lama.
Penelitian lain yang sejenis juga telah
dilakukan oleh Michie[5].
Michie menganalisa proses pembelajaran
mesin dan permainan Tic-Tac- Toe dan menemukan sekitar 300 posisi yang berbeda
untuk pemain melakukan langkah awal. Percobaan dilakukan pada semua langkah
tersebut dengan memberikan nilai pada tiap langkah, nilai yang tertinggi, akan
memulai langkah terlebih
dahulu. Pada bagian seleksi menggunakan rumus, jika langkah tersebut
menghasilkan kemenangan, maka nilai
langkah dinaikkan, dan sebaliknya, namun untuk langkah pertama, dilakukan secara
acak. Setelah dilakukan beberapa kali permainan, mesin akhirnya mampu
mempelajari permainan tic-tac-toe tersebut.
Ini menunjukkan bahwa,
algoritma genetika mampu mendapatkan strategi yang baru.
Beberapa tulisan juga telah dibuat untuk
membahas permasalahan sejenis,
misalnya : Ginsberg (1993)[2],
Haykin (1994)[4], Goldberg (1989)[3] dan Bagley(1967)[1].
Tic-tac-toe, merupakan permasalahan permainan yang kompleks dibandingkan permainan
lain sejenis, misalnya ‘Hexapawn game’. Perbandingan
konfigurasinya mencapai 52:612. ini menyebabkan permainan Tic- Tac-Toe sangat
sulit dipecahkan.
1.3 Game
Engine
Didalam kita membuat suatu
aplikasi game, kita membutuhkan sebuah perangkat lunak untuk membuat game
yang disebut dengan game engine. Fungsi
utama yang diberikan oleh game engine meliputi rendering untuk 2D atau 3D
graphic, collision detection, sound, scripting, animasi, artificial
intelligence, networking, memory management, threading dan scene graph. Game
engines memberikan perangkat untuk visual development dengan tambahan komponen
perangkat lunak yang dapat dipakai berulang kali. Perangkat ini pada umumnya
memberikan integrated development environment yang dapat mempermudah, serta
mempercepat pengembangan game.Game engine juga sering disebut juga “Game
Middleware”.